KONSERVASI ARSITEKTUR
KONSERVASI ARSITEKTUR
oleh :Muhammad luthfi hawari, 24315695
1.
PENGERTIAN KONSERVASI
ARSITEKTUR
Secara harfiah, konservasi berasal dari
bahasa Inggris yaitu Conservation
yang terdiri atas kata con dan servare yang memiliki pengertian upaya
memelihara apa yang kita punya namun secara bijaksana. Pengertian Konservasi
menurut berbagai sumber :
A.
Konservasi adalah segenap proses
pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang dikandungnya terpelihara
dengan baik (Piagam Burra, 1981).
B.
Konservasi adalah pemeliharaan dan
perlindungan terhadap sesuatu yang dilakukan secara teratur untuk mencegah
kerusakan dan kemusnahan dengan cara pengawetan (Peter Salim dan Yenny Salim,
1991).
C.
Konservasi itu sendiri merupakan berasal
dari kata Conservation yang terdiri
atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian
mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun
secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902)
yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep
konservasi.
D.
Sedangkan menurut Rijksen (1981),
konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya
konservasi lebih buruk daripada saat sekarang. Dalam konteks luas Konservasi
merupakan proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang terkandung
dapat terjaga dengan baik meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai kondisi
lokal.
Jadi,
Konservasi Arsitektur adalah Upaya pelestarian / pemeliharaan hal yang
bersangkutan dengan dunia arsitektur. baik itu merupakan sebuah kawasan ,maupun
didalam sebuah gedung , dengan tujuan agar dapat melestarikan / memelihara
bangunan yang utuh dapat dipertahankan.
2.
JENIS-JENIS KONSERVASI
Dalam pelaksanaan konservasi terhadap kawasan/
bangunan cagar budaya, maka ada tindakan-tindakan khusus yang harus dilakukan
dalam setiap penanganannya (Burra Charter, 1999), antara lain:
a. Konservasi yaitu semua
kegiatan pemeliharaan suatu tempat sedemikian rupa sehingga mempertahankan
nilai kulturalnya
b. Preservasi adalah
mempertahankan bahan dan tempat dalam kondisi eksisting dan memperlambat
pelapukan
c. Restorasi /
Rehabilitasi adalah upaya mengembalikan kondisi fisik bangunan seperti sediakala
dengan membuang elemen-elemen tambahan serta memasang kembali elemen-elemen
orisinil yang telah hilang tanpa menambah bagian baru
d. Rekonstruksi yaitu
mengembalikan sebuah tempat pada keadaan semula sebagaimana yang diketahui
dengan menggunakan bahan lama maupun bahan baru dan dibedakan dari restorasi
e. Adaptasi /
Revitalisasi adalah segala upaya untuk mengubah tempat agar dapat digunakan
untuk fungsi yang sesuai
f. Demolisi adalah
penghancuran atau perombakan suatu bangunan yang sudah rusak atau membahayakan
3.
SASARAN KONSERVASI
1. Mengembalikan wajah
dari obyek pelestarian
2. Memanfaatkan obyek
pelestarian untuk menunjang kehidupan masa kini
3. Mengarahkan
perkembangan masa kini yang diselaraskan dengan perencanaan masa lalu,
tercermin dalam obyek pelestarian
4. Menampilkan sejarah
pertumbuhan lingkungan kota, dalam wujud fisik tiga dimensi lingkup kegiatan
4.
SKALA/LINGKUP
KONSERVASI
1. Lingkungan Alami
(Natural Area)
2. Kota dan Desa (Town
and Village)
3. Garis Cakrawala dan
Koridor pandang (Skylines and View Corridor)
4. Kawasan (Districts)
5. Wajah Jalan
(Street-scapes)
6. Bangunan (Buildings)
7. Benda dan Penggalan
(Object and Fragments)
5.
MANFAAT KONSERVASI
1. Memperkaya pengalaman
visual
2. Memberi suasana
permanen yang menyegarkan
3. Memberi kenyamanan
psikologis
4. Mewariskan arsitektur
5. Asset komersial dalam
kegiatan wisata internasional
6.
PERAN ARSITEK DALAM
KONSERVASI
Internal:
1. Meningkatkan kesadaran
di kalangan arsitek untuk mencintai dan mau memelihara warisan budaya berupa
kawasan dan bangunan bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi.
2. Meningkatkan kemampuan
serta penguasaan teknis terhadap jenis-jenis tindakan pemugaran kawasan atau
bangunan, terutama teknik adaptive reuse
3. Melakukan penelitian
serta dokumentasi atas kawasan atau bangunan yang perlu dilestarikan.
Eksternal:
1. Memberi masukan kepada
Pemda mengenai kawasan-kawasan atau bangunan yang perlu dilestarikan dari segi
arsitektur.
2. Membantu Pemda dalam
menyusun Rencana Tata Ruang untuk keperluan pengembangan kawasan yang
dilindungi (Urban Design Guidelines)
3. Membantu Pemda dalam
menentukan fungsi atau penggunaan baru bangunan-bangunan bersejarah atau
bernilai arsitektural tinggi yang fungsinya sudah tidak sesuai lagi (misalnya
bekas pabrik atau gudang) serta mengusulkan bentuk konservasi arsitekturalnya.
4. Memberikan
contoh-contoh keberhasilan proyek pemugaran yang dapat menumbuhkan keyakinan
pengembang bahwa dengan mempertahankan identitas kawasan/bangunan bersejarah,
pengembangan akan lebih memberikan daya tarik yang pada gilirannya akan lebih
mendatangkan keuntungan finansial.
7.
CONTOH KONSERVASI
ARSITEKTUR
Konservasi Heritage Factory Outlet, Bandung
Nama Bangunan
Lama : British Institute
Nama Bangunan
Baru : Heritage Factory Outlet
–Bandung
Alamat : Jl
Martadinata No.63, Bandung
Heritage yang merupakan bekas gedung British Institute ini
dibangun antara 1895 – 1900 atau pada 1898 dengan gaya Belanda Klasik (Art Deco), memiliki kolom dorik yang
khas. Hingga kini arsitek yang merancang bangunan itu belum diketahui.
Bangunan, awalnya bekas rumah dinas direktur Gouvernements Bedrijven atau Gedung Sate. Heritage Factory Outlet, satu dari bangunan cagar budaya yang
dilindungi dan dilestarikan keberadaannya di Kota Bandung dengan arsitektur
klasik yang masih utuh. Pilar ioniknya menjadi ciri khas dengan seni arsitektur
yang tinggi. Tampak dari depan, eksterior bangunan menampilkan empat pilar
utama yang menyangga kubah pendek setengah lingkaran, sebagai pintu masuk.
Kubah itu memiliki corak lingkaran, di bawahnya kolom – kolom tinggi yang
ditopang banyak pilar.
Gedung memilki bagian sayap dengan desain melingkar di samping
sama seperti bangunan Gedung Merdeka. Sayap gedung sekarang dipergunakan
sebagai Heritage Food Market dan kafe
Mama Kitchen. Bagian sayap kanan merupakan penyambung dengan gedung lain, yaitu
Cascade yang memiliki konsep
arsitektur bergaya modern. Interior bangunan Heritage masih mempertahankan gaya
klasik dengan dinding bercat putih dan bersalur batu bata berukuran besar.
Setelah menjadi Factory Outlet,
dinding dihiasi foto-foto repro dari bangunan-bangunan tua di Kota Bandung.
Bagian dalam bangunan terdiri atas dua lantai semi – terbuka yang digunakan
untuk memajang aneka produk pakaian. Heritage dapat dikatakan sebagai salah
satu market leader Factory Outlet
yang pertama di Kota Bandung.
SUMBER :
Comments
Post a Comment