BAB I ( LATAR BELAKANG ) - K3 ( Keselamatan dan Kesehatan kerja )
Apakah di Indonesia ada Undang-Undang yang mengatur mengenai K3?
Kesadaran
mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat diperlukan, Resiko kecelakaan
kerja dapat terjadi kapan saja.Undang-Undang No. 1/1970 dan No. 23/1992
mengatur mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Tentu tidak ada pekerja yang
menginginkan terjadinya kecelakaan kerja, Namun resiko kecelakaan kerja dapat
terjadi kapan saja dan dimana saja. Oleh sebab itu Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yg atau K3 adalah salah satu peraturan pemerintah yang menjamin keselamatan
dan kesehatan kita dalam bekerja.
Apa itu Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)?
Keselamatan dan
Kesehatan kerja merupakan sebuah situasi dalam pekerjaan yang sehat dan aman
itu pekerjaan yang di jalani, perusahaan dan juga bagi masyarakat dan lingkungan
sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja juga
adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidk diinginkan yang
mengakibatkan kecelakaan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja
Kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun
lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen,
dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja
cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki
kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap
berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktik K3 (keselamatan kesehatan
kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan
luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti
sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik
industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi dan industri,
ergonomika, dan psikologi kesehatan kerja.
Harry McShane,
di usia 16 tahun (1908) mengalami kecelakaan kerja. Ia tidak sengaja tertarik
ke arah permesinan di sebuah pabrik di Cincinnati. Ia kehilangan lengan dan
kakinya patah tanpa mendapatkan kompensasi sedikitpun
Bahaya fisik
adalah sumber utama dari kecelakaan di banyak industri. Bahaya tersebut mungkin
tidak bisa dihindari dalam banyak industri seperti konstruksi dan pertambangan,
namun seiring berjalannya waktu, manusia mengembangkan metode dan prosedur
keamanan untuk mengatur risiko tersebut. Buruh anak menghadapi masalah yang
lebih spesifik dibandingkan pekerja dewasa. Jatuh adalah kecelakaan kerja dan
penyebab kematian di tempat kerja yang paling utama, terutama di konstruksi,
ekstraksi, transportasi, dan perawatan bangunan.
Permesinan
adalah komponen utama di berbagai industri seperti manufaktur, pertambangan,
konstruksi, dan pertanian,[6] dan bisa membahayakan pekerja. Banyak permesinan
yang melibatkan pemindahan komponen dengan kecepatan tinggi, memiliki ujung
yang tajam, permukaan yang panas, dan bahaya lainnya yang berpotensi
meremukkan, membakar, memotong, menusuk, dan memberikan benturan dan melukai
pekerja jika tidak digunakan dengan aman.
Tempat kerja
yang sempit yang memiliki ventilasi dan pintu masuk/keluar terbatas, seperti
tank militer, saluran air, dan sebagainya juga membahayakan. Kebisingan juga
memberikan bahaya tersendiri yang mampu mengakibatkan hilangnya pendengaran.
Temperatur ekstrem panas mampu memberikan stress panas, kelelahan, kram, ruam,
mengabutkan kacamata keselamatan, dehidrasi, menyebabkan tangan berkeringat,
pusing, dan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan kerja. Pada temperatur
ekstrem dingin, risiko yang dihadapi adalah hipotermia, frostbite, dan
sebagainya. Kejutan listrik memberikan risiko bahaya seperti tersengat listrik,
luka bakar, dan jatuh dari fasilitas instalasi listrik.
·
Bahaya kimiawi dan biologis
·
Bahaya biologis
·
Bakteri
·
Virus
·
Fungi
·
Patogen bawaan darah
·
Tuberculosis
·
Bahaya kimiawi
·
Asam
·
Basa
·
Logam berat
·
Pelarut
·
Petroleum
·
Partikulat
·
Asbestos
·
Silika
·
Asap
·
Bahan kimia reaktif
·
Api, bahan yang mudah terbakar
·
Ledakan
·
Masalah psikologis dan sosial
·
Stres akibat jam kerja terlalu tinggi atau tidak
sesuai waktunya
·
Kekerasan di dalam organisasi
·
Penindasan
·
Pelecehan seksual
·
Keberadaan bahan candu yang tidak menyenangkan
dalam lingkungan kerja, seperti rokok dan alkohol
·
K3 berdasarkan industri
K3 yang spesifik
dapat bervariasi pada sector dan industri tertentu. Pekerja kontruksi akan
membutuhkan pencegahan bahaya jatuh, sedangkan nelayan menghadapi risik
tenggelam. Biro Statistik Buruh Amerika Serikat menyebutkan bahwa perikanan,
penerbangan, industri kayu, pertanian, pertambangan, pengerjaan logam, dan
transportasi adalah sektor industri yang paling berbahaya.
Konstruksi
Konstruksi adalah salah satu
pekerjaan yang paling berbahaya di dunia, menghasilkan tingkat kematian yang
paling banyak di antara sektor lainnya.[16][17] Risiko jatuh adalah penyebab
kecelakaan tertinggi.[16] Penggunaan peralatan keselamatan yang memadai seperti
guardrail dan helm, serta pelaksaan prosedur pengamanan seperti pemeriksaan
tangga non-permanen dan scaffolding mampu mengurangi risiko kecelakaan.[18]
Tahun 2010, National Health Interview Survey mengidentifikasi faktor organisasi
kerja dan psikososial dan paparan kimiawi/fisik pekerjaan yang mampu
meningkatkan beberapa risiko dalam K3. Di antara semua pekerja kontruksi di
Amerika Serikat, 44% tidak memiliki standar pengaturan kerja, sementara pekerja
di sektor lainnya hanya 19%. Selain itu 55% pekerja konstruksi memiliki
pengalaman ketidak-amanan dalam bekerja, dibandingkan 32% pekerja di sektor
lainnya. 24% pekerja konstruksi terpapar asap yang bukan pekerjaannya,
dibandingkan 10% pekerja di sektor lainnya.
Pertanian
Traktor dengan sistem pelindungan
terguling
Pekerja pertanian memiliki risiko
luka, penyakit paru-paru akibat paparan asap mesin, kebisingan, sakit kulit,
dan kanker akibat bahan kimia seperti pestisida. Pada pertanian industri,
kecelakaan melibatkan penggunaan alat dan mesin pertanian. Kecelakaan yang
paling umum adalah traktor yang terguling.[20] Pestisida dan bahan kimia
lainnya yang digunakan dalam pertanian juga berbahaya bagi kesehatan pekerja,
mampu mengakibatkan gangguan kesehatan organ seks dan kelainan kelahiran bayi.
Jumlah jam kerja para pekerja di
bidang pertanian di Amerika Serikat memperlihatkan bahwa 37% pekerja memiliki
jam kerja 48 jam seminggu, dan 24% bekerja lebih dari 60 jam seminggu.
Dipercaya tingginya jam kerja tersebut mengakibatkan tingginya risiko
kecelakaan. Dan dari semua pekerja di sektor pertanian, 85% lebih sering bekerja
di luar ruangan dibandingkan sektor lainnya yang hanya 25%.
Sektor jasa
Sejumlah pekerjaan di sektor jasa
terkait dengan industri manufaktur dan industri primer lainnya, namun tidak
terpapar risiko yang sama. Masalah kesehatan utama dari pekerjaan di sektor
jasa adalah obesitas dan stres psikologis serta kelebihan jam kerja.
Pertambangan dan perminyakan
Pekerja di sektor perminyakan dan
pertambangan memiliki risiko terpapar bahan kimia dan asap yang membahayakan
kesehatan. Risiko kulit terpapar bahan kimia berbahaya, menghirup asap, hingga
risiko lain seperti homesick karena lokasi kerja yang jauh dari rumah, bahkan
hingga ke area lepas pantai.
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment